HOME

Jumat, 01 April 2016

Addiction





Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang begitu pesat pada masa ini tidak dapat dipungkiri turut memberikan pengaruh pada bagi masyarakat, terutama setelah ditemukannya internet yang kini seakan menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat. Internet menawarkan berbagai kemudahan bagi penggunanya, mulai dari mencari informasi, mendownload film/lagu/file, hingga hiburan seperti chatting dan bermain games. Dan dalam beberapa tahun belakangan ini, permainan game online mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal ini dapat dilihat dari semakin beragamnya jenis game online yang tersedia, muali dari games shooting, yang membutuhkan kecepatan refleks yang cepat, kemampuan tangan dan mata yang tajam, dan juga timing yang pas agar dapat memenangkan sebuah pertarungan tembak-tembakan seperti Counter Strike, Call of Duty, Battlefield, Grand Theft Auto, Point Blank dan masih banyak lagi. Fighting yang menuntut pemain untuk dapat mengkontrol pertarungan 1 lawan 1, pertualangan yang mengharuskan kita untuk berjalan ke beberapa kota demi menjalankan sebuah misi, seperti Grand Theft Auto, Tomb Raider, Assassin Creed, Prince of Persia. Hingga jenis olahraga yang menekankan olahraga dalam permainan, seperti voli, sepak bola, tenis, tenis meja, baseball, mendayung dan sebagainya. konsol yang sudah memberikan fasilitas agar pemain terasa seperti sedang berolahraga sungguhan, seperti Pro Evolution Soccer, dan fifa. Tampilan yang ditawarkan oleh games online seiring perkembangan juga semakin realistis dan mendekati tampilan asli pada dunia nyata.
Pada awal kemunculannya game di konsol hanya dapat dimainkan oleh satu atau dua orang saja. Namun dengan kemunculan games online ini, ribuan orang dapat bermain dalam waktu yang bersamaan dan di dalam satu server dengan fasilitas jaringan internet yang dapat menghubungkan banyak komputer menjadi satu jaringan. Kemunculan games ini kemudian diikuti dengan munculnya kecanduan akan berbagai jenis games ini. Efek kecanduan tersebut bukan hanya dirasakan oleh gamer itu sendiri namun juga dirasakan oleh orang-orang terdekatnya, seperti anggota dan teman sepermainan.
Diketahui bahwa seseorang awalnya mamainkan game hanya sekedar untuk melepaskan diri sejenak dari kesibukan dan menghilangkan kejenuhan yang ia alami di dunia nyata saja. Namun seiring berjalannya waktu, mereka semakin kecanduan dan susah untuk meninggalkan aktifitas bermain games itu. Bermain games tentunya akan menimbulkan dampak bagi kehidupan social individu bersangkutan, baik dampak positif maupun dampak negatif. Dampak-dampak ini tidak hanya dialami oleh orang dewasa saja, namun justru lebih banyak dihadapi oleh anak-anak. Beberapa dampak positif yang terlihat dialami oleh anak yang sering memainkan games yang mengandalkan kemampuan otak, seperti jenis games petualangan, simulasi, dan strategi. Games sejenis ini dapat melatih otak anak contohnya untuk menentukan staregi terbaik guna menyelesaikan misi yang disediakan oleh games.
Walaupun memiliki dampak positif, namun sebagian besar orang berpendapat bahwa games online lebih banyak memberikan dampak negatif dibandingkan dengan dampak positif. Salah satunya dampak negatif dari adanya game online adalah penurunan prestasi belajar. Hal ini dapat terjadi karena anak-anak yang kecanduan game biasanya jauh lebih memprioritaskan untuk melanjutkan games mereka dibandingkan dengan belajar yang kemudian berdampak pada turunnya prestasi akademik mereka di sekolah. Dampak lainnya yaitu  semakin menurunnya sifat sosial mereka dikarenakan semakin jarangnya para gamer melakukan sosialisasi dengan orang-orang disekitar mereka, baik disekolah maupun di lingkungan sekitar rumah. Mereka lebih banyak menghabiskan waktu untuk duduk di depan layar monitor untuk meningkatkan level atau melewati misi yang diberikan di dalam games.
Dampak negatif dari games ini juga dialami oleh salah teman saya semasa SMP. Teman saya ini memainkan games online yaitu “Ayo Dance” dimana ia memainkan seorang karakter yang telah ia buat untuk menari dan menyanyi dengan lagu yang tersedia dan akan ter-update seiring dengan semakin tingginya karakter yang ia mainkan. Sepulang sekolah, biasanya ia akan  berdiam diri dikamar dan duduk di depan layar laptopnya untuk memainkan games tersebut. Ia bahkan mengaku bisa menghabiskan waktu seharian untuk memainkan games tersebut. Saat saya bertanya bagaimana tanggapan orang tuanya terhadap kebiasaannya itu, ia menjawab kalau keduanya jarang berada dirumah dan sibuk bekerja. Mereka bahkan jarang bertemu saat dirumah karena kedua orangtuanya baru akan pulang dimalam hari. Sedangkan perihal uang jajan diberikan secara bulanan dan makanan serta keperluan rumah disediakan oleh pembantu.
Pada awalnya, teman saya ini berkata bahwa ia hanya penasaran dan ikut-ikutan saja karena banyak temannya yang juga memainkan games tersebut. Namun kemudian ia semakin merasa kecanduan dan ingin untuk terus menaikkan level karakternya. Ia bahkan rela menghabiskan uang hingga ratusan ribu rupiah hanya untuk membeli voucher games tersebut demi menaikkan level karakternya. Ia berkata bahwa dirinya juga memiliki semacam komunitas dalam games tersebut dimana para anggota didalamnya akan saling membatu dengan memberikan tips dan trik untuk lebih cepat menaikkan level karakter mereka. Namun, seringkali orang-orang dalam kamounitas tersebut menggunakan kata-kata kasar dalam berinteraksi. Hal ini kemudian turut mempengaruhi cara teman saya ini dalam berinteraksi dengan teman-temannya di dunia nyata. Ia seringkali menggunakan kata-kata kasar dan menghujat saat berinteraksi dengan saya dan teman-teman lain di sekolah. Ia juga seringkali berkata kasar saat bercerita mengenai orang yang lebih tua kepada kami.
            Prestasinya disekolah juga tidak terlalu baik dan ia seringkali membolos jam pelajaran bahkan membolos sekolah untuk bermain dan lagi-lagi tidak ada tanggapan berarti dari pihak keluarganya. Dari cerita mengenai teman saya ini, dapat terlihat bahwa ia telah kecanduan games online dan hal ini terjadi karena kurangnya pengawasan dari orang tua terhadapnya baik dalam mengawasi kegiatan maupun pengeluaran uangnya. Orang tua yang tidak memiliki waktu untuk dihabiskan bersamanya membuat ia mencari cara lain guna menghabiskan waktu luang hingga akhirnya dikenalkan dengan duania games online yang membuatnya kecanduan.
            Kesimpulan yang dapat ditarik dari kasus tersebut adalah bahwa pengawasan dari orang tua merupakan factor yang sangat penting dalam penggunaan internet oleh anak. Orang tua harus cakap dalam memilah informasi dan hal-hal lain yang disediakan oleh internet untuk dapat dimanfaatkan secara optimal dan meminimalisir penggunaan yang berlebihan sehingga dapat mengurangi dampak negatif yang akan mempengaruhi anak dalam menjalani kehidupannya.


Sumber Referensi :
Damara, M. Albir. “Dampak Game Terhadap Perkembangan Anak”. http://jurnalilmiahtp.blogspot.co.id/2013/11/dampak-game-terhadap-perkembangan-anak_11.html
Lievrouw, Leah A. & Sonia Livingstone. 2006,  Handbook of New Media : Social Shaping and Social Consquences of ITCs, Sage Publication Ltd. London. Chapter 3: “Children and New Media”
Oktavianus, Jhonatan, dkk. “Pengaruh Games Terhadap Waktu Belajar Anak”. http://jhonatanoktavianusug.blogspot.co.id/2014/06/jurnal-pengaruh-games-terhadap-waktu.html