HOME

Minggu, 28 September 2014

Resensi : Wonderfully Stupid (Elsa Puspita)



  

Judul                                   : Wonderfully Stupid
Penulis                                : Elsa Puspita
Penerbit                              : Bentang Belia
Penyunting                          : Dila Maretihaq Sari
Cetakan                              : Pertama, Juni 2012
Tebal                                  : vi + 222 hlm; 19 cm
ISBN                                  : 978-602-9397-36-9

BIOGRAFI PENULIS

Elsa Puspita lahir di Ketapang, 10 Desember 1993. Beliau merupakan anak dari Hermanto dan Misnah. Sejak kecil beliau gemar membaca buku cerita. Pada usia 17 tahun beliau memulai menulis novel dengan mengikuti lomba menulis cerpen. Karya novelnya pertama beliau yaitu Wonderfully Stupid. Novel tersebut berhasil memenangi lomba tersebut. Setelah berhasil pada Novelnya yang pertama, beliau menulis sebuah novel lagi yang berjudul Lovhobia.

Kelebihan Buku

Kelebihan dari buku ini adalah jalan ceritanya yang sangat menarik, terutama tokoh Arsen dan Lanna. Arsen adalah tokoh yang sangat ceria, tampan dan menjadi pujaan hati seisi sekolah sangat gigih untuk mendapatkan Lanna sang pujaan hati yang juga kakak kelasnya. Lanna tidak lantas menerima Arsen karena Arsen adalah adik kelasnya dan 5 bulan lebih muda darinya, di samping itu Lanna juga masih menunggu cinta pertamanya, Ega. Buku ini sangat cocok dibaca oleh kalangan remaja karena jalan ceritanya yang sangat “fresh” dan jarang ditemui di buku lain. Pembaca akan disuguhkan cerita lucu tentang betapa gigih dan konyolnya Arsen untuk menarik perhatian Lanna dan seketika dibawa terhanyut oleh sosok lain Arsen yang merasa kesepian. Begitu juga dengan Lanna yang melakukan hal “bodoh” dengan menerima perasaan Arsen. Gaya kepengarangan penulis sangat terlihat “muda” dengan bahasanya yang interaktif siapapun yang membaca buku ini akan paham dengan jalan ceritanya.

Kelemahan Buku

Pertama, penceritaannya cenderung mengarah kepada kehidupan dan dinamika kisah asmara seorang remaja, sehingga menimbulkan kesan sasaran utama pembacanya seorang remaja dan bukan untuk semua umur. Kedua, penceritaan dalam buku ini benar-benar memfokuskan pada kehidupan pribadi tokoh utama (Lanna), sehingga menimbulkan keterbatasan peran dan ekspresi dari tokoh-tokoh lainnya. 

Ketiga, penceritaannya juga sering tidak sampai selesai, sehingga menimbulkan pertanyaan dari pembaca mengenai lanjutan dari kisah sebelumnya. Keempat, penulis membuat cerita dengan alur yang berubah-ubah, sehingga membuat pembaca harus mempunyai daya tangkap dan juga imajinasi yang tinggi untuk memaknai bagian demi bagiannya. 

Dan terakhir, konflik yang dimunculkan dalam cerita juga  hanya berupa konflik utama, dan subkonflik yang muncul sebagai akibat dari pemfokusan pada konflik utama tersebut. Sehingga cenderung membuat pembaca dengan mudah menebak lanjutan ceritanya karena konflik kurang beragam dan fokus cerita memang kepada tokoh utama.

Ringkasan Cerita

Alanza Quinna atau lebih dikenal dengan nama Lanna, siswi kelas XII IPS 3 di SMA Mutia. Gadis biasa-biasa saja dengan teman yang biasa pula. Hidup Lanna yang tadinya tenang-tenang saja berubah 180˚ sejak ia naik ke kelas tiga. Bukan karena tuntutan belajar yang makin mencekik melainkan karena ulah salah seorang adik kelasnya.

Andersen Jade Calvin atau lebih dikenal dengan nama Arsen, siswa kelas XI IPA 3 di SMA Mutia. Junior dengan wajah manis, tubuh atletis, mata abu-abu kehitaman, populer, calon ketua tim sepak bola sekolah, junior sinting yang seenaknya saja memberikan nama panggilan baru untuk Lanna, tidak pernah absen mengajak Lanna pulang bersama setiap harinya, norak, dan si bunglon yang selalu berganti warna rambut setiap harinya dengan pilihan warna yang selalu membuat sakit mata. Keseluruhan, Arsen mimpi buruk bagi Lanna.

Arsen menyukai Lanna, tapi Lanna menyukai Garvin Julian, alias Ega. Seorang sahabat yang tiba-tiba menjauhinya dua tahun silam, tanpa Lanna tau apa alasannya. Meski teman-teman Lanna selalu menyarankan agar Lanna menerima Arsen saja untuk menjadi pacarnya daripada menunggu Ega yang tidak jelas, Lanna tidak pernah mau mendengar. Setampan dan sepopuler apapun Arsen disekolah, bagi Lanna hanya Egalah pangeran hatinya.

Hingga Arsen menyatakan lagi cintanya pada Lanna dalam sebuah acara dari sebuah produk minuman di sekolah mereka. Lanna yang sedang kesal setengah mati karena melihat Ega tersenyum manis pada salah satu adik kelas lantas langsung saja menerima Arsen. Mereka resmi pacaran walaupun Lanna masih mengharapkan Ega.


1 komentar: