Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang
begitu pesat pada masa ini tidak dapat dipungkiri turut
memberikan pengaruh pada bagi
masyarakat, terutama setelah ditemukannya internet yang kini seakan menjadi
kebutuhan pokok bagi masyarakat. Internet menawarkan berbagai kemudahan bagi
penggunanya,
mulai dari mencari informasi, mendownload film/lagu/file, hingga hiburan
seperti chatting dan bermain games. Dan
dalam beberapa tahun
belakangan ini, permainan game online mengalami kemajuan yang sangat pesat.
Hal ini dapat dilihat dari semakin beragamnya
jenis game online yang tersedia, muali dari games shooting, yang membutuhkan kecepatan
refleks yang cepat, kemampuan tangan dan mata yang tajam, dan juga timing
yang pas agar dapat memenangkan sebuah pertarungan tembak-tembakan seperti Counter
Strike, Call of Duty, Battlefield, Grand Theft Auto, Point Blank dan masih
banyak lagi. Fighting yang menuntut pemain untuk
dapat mengkontrol pertarungan 1 lawan 1, pertualangan yang mengharuskan kita
untuk berjalan ke beberapa kota demi menjalankan sebuah misi, seperti Grand
Theft Auto, Tomb Raider, Assassin Creed, Prince of Persia. Hingga jenis
olahraga yang menekankan olahraga dalam permainan, seperti voli, sepak bola,
tenis, tenis meja, baseball, mendayung dan sebagainya. konsol yang sudah
memberikan fasilitas agar pemain terasa seperti sedang berolahraga sungguhan,
seperti Pro Evolution Soccer, dan fifa. Tampilan yang ditawarkan oleh games
online seiring perkembangan juga semakin realistis dan mendekati
tampilan asli pada dunia nyata.
Pada awal kemunculannya game di konsol hanya dapat dimainkan oleh satu
atau dua orang saja. Namun dengan kemunculan games online ini, ribuan orang
dapat bermain dalam waktu yang bersamaan dan di dalam satu server dengan
fasilitas jaringan internet yang dapat menghubungkan banyak komputer menjadi
satu jaringan. Kemunculan games ini kemudian diikuti dengan munculnya kecanduan
akan berbagai jenis games ini. Efek kecanduan tersebut bukan hanya dirasakan
oleh gamer itu sendiri namun
juga dirasakan oleh orang-orang terdekatnya, seperti anggota dan teman
sepermainan.
Diketahui
bahwa seseorang awalnya mamainkan game hanya sekedar untuk melepaskan diri
sejenak dari kesibukan dan menghilangkan kejenuhan yang ia alami di dunia nyata
saja. Namun seiring berjalannya waktu, mereka semakin kecanduan dan susah untuk
meninggalkan aktifitas bermain games itu. Bermain games tentunya akan
menimbulkan dampak bagi kehidupan social individu bersangkutan, baik dampak
positif maupun dampak negatif. Dampak-dampak ini tidak hanya dialami oleh orang
dewasa saja, namun justru lebih banyak dihadapi oleh anak-anak. Beberapa dampak
positif yang terlihat dialami oleh anak yang sering memainkan games yang
mengandalkan kemampuan otak, seperti jenis games petualangan, simulasi, dan
strategi. Games sejenis ini dapat melatih otak anak contohnya untuk menentukan
staregi terbaik guna menyelesaikan misi yang disediakan oleh games.
Walaupun
memiliki dampak positif, namun sebagian besar orang berpendapat bahwa games
online lebih banyak memberikan dampak negatif dibandingkan dengan dampak
positif. Salah satunya dampak negatif dari adanya game online adalah penurunan
prestasi belajar. Hal ini dapat terjadi karena anak-anak yang kecanduan game
biasanya jauh lebih memprioritaskan untuk melanjutkan games mereka dibandingkan
dengan belajar yang kemudian berdampak pada turunnya prestasi akademik mereka
di sekolah. Dampak lainnya yaitu semakin
menurunnya sifat sosial mereka dikarenakan semakin jarangnya para gamer
melakukan sosialisasi dengan orang-orang disekitar mereka, baik disekolah
maupun di lingkungan sekitar rumah. Mereka lebih banyak menghabiskan waktu
untuk duduk di depan layar monitor untuk meningkatkan level atau melewati misi
yang diberikan di dalam games.
Dampak
negatif dari games ini juga dialami oleh salah teman saya semasa SMP. Teman saya
ini memainkan games online yaitu “Ayo Dance” dimana ia memainkan seorang
karakter yang telah ia buat untuk menari dan menyanyi dengan lagu yang tersedia
dan akan ter-update seiring dengan
semakin tingginya karakter yang ia mainkan. Sepulang sekolah, biasanya ia akan berdiam diri dikamar dan duduk di depan layar
laptopnya untuk memainkan games tersebut. Ia bahkan mengaku bisa menghabiskan
waktu seharian untuk memainkan games tersebut. Saat saya bertanya bagaimana
tanggapan orang tuanya terhadap kebiasaannya itu, ia menjawab kalau keduanya
jarang berada dirumah dan sibuk bekerja. Mereka bahkan jarang bertemu saat
dirumah karena kedua orangtuanya baru akan pulang dimalam hari. Sedangkan perihal
uang jajan diberikan secara bulanan dan makanan serta keperluan rumah
disediakan oleh pembantu.
Pada
awalnya, teman saya ini berkata bahwa ia hanya penasaran dan ikut-ikutan saja
karena banyak temannya yang juga memainkan games tersebut. Namun kemudian ia
semakin merasa kecanduan dan ingin untuk terus menaikkan level karakternya. Ia bahkan
rela menghabiskan uang hingga ratusan ribu rupiah hanya untuk membeli voucher
games tersebut demi menaikkan level karakternya. Ia berkata bahwa dirinya juga
memiliki semacam komunitas dalam games tersebut dimana para anggota didalamnya
akan saling membatu dengan memberikan tips dan trik untuk lebih cepat menaikkan
level karakter mereka. Namun, seringkali orang-orang dalam kamounitas tersebut
menggunakan kata-kata kasar dalam berinteraksi. Hal ini kemudian turut
mempengaruhi cara teman saya ini dalam berinteraksi dengan teman-temannya di
dunia nyata. Ia seringkali menggunakan kata-kata kasar dan menghujat saat
berinteraksi dengan saya dan teman-teman lain di sekolah. Ia juga seringkali
berkata kasar saat bercerita mengenai orang yang lebih tua kepada kami.
Prestasinya
disekolah juga tidak terlalu baik dan ia seringkali membolos jam pelajaran
bahkan membolos sekolah untuk bermain dan lagi-lagi tidak ada tanggapan berarti
dari pihak keluarganya. Dari cerita mengenai teman saya ini, dapat terlihat
bahwa ia telah kecanduan games online dan hal ini terjadi karena kurangnya
pengawasan dari orang tua terhadapnya baik dalam mengawasi kegiatan maupun
pengeluaran uangnya. Orang tua yang tidak memiliki waktu untuk dihabiskan
bersamanya membuat ia mencari cara lain guna menghabiskan waktu luang hingga
akhirnya dikenalkan dengan duania games online yang membuatnya kecanduan.
Kesimpulan
yang dapat ditarik dari kasus tersebut adalah bahwa pengawasan dari orang tua merupakan
factor yang sangat penting dalam penggunaan internet oleh anak. Orang tua harus
cakap dalam memilah informasi dan hal-hal lain yang disediakan oleh internet
untuk dapat dimanfaatkan secara optimal dan meminimalisir penggunaan yang
berlebihan sehingga dapat mengurangi dampak negatif yang akan mempengaruhi anak
dalam menjalani kehidupannya.
Sumber
Referensi :
Lievrouw,
Leah A. & Sonia Livingstone. 2006, Handbook of New Media : Social
Shaping and Social Consquences of ITCs, Sage Publication Ltd. London. Chapter
3: “Children and New Media”